Cara Membaca Grafik Candlestick

Cara Membaca Grafik Candlestick untuk Pemula

Tekno Inews – Grafik candlestick adalah alat yang sulit dipahami namun penting untuk memahami arah pasar. Tetapi bagaimana jika Anda belum pernah melihat grafik candlestick sebelumnya? Jangan khawatir, postingan ini akan mengajari Anda tentang dasar-dasar cara membaca grafik candlestick (indikator grafik) untuk pemula.

Candlestick digunakan untuk menunjukkan perbedaan pergerakan harga antara nilai pembukaan dan penutupan selama periode waktu tertentu. Jika Anda berdagang tanpa melihat grafik harga, Anda mungkin berpikir bahwa candle ini hanyalah cara sederhana untuk menunjukkan nilai tinggi dan rendah suatu saham.

Tetapi jika Anda melihatnya dengan benar, Anda akan menemukan bahwa mereka mengandung hal yang sangat penting dalam dunia saham dan trading. Permintaan dan penawaran saham tertentu diwakili oleh nilai buka dan tutup yang ditunjukkan pada candle tertentu. Jika harga pembukaan suatu saham lebih tinggi dari harga penutupan, berarti ada permintaan terhadap saham tersebut.

Jika harga penutupan saham lebih tinggi dari harga pembukaannya, itu berarti penawaran melebihi permintaan. Mari kita pahami ini dengan contoh sederhana. Jika Anda melihat candle yang memiliki nilai pembukaan Rs 100 dan nilai penutupan Rs 110, itu berarti ada permintaan untuk saham tertentu pada hari itu. Pasar dibuka pada Rs 100 dan naik ke Rs 110.

Jenis Candlesticks

Candle Hijau

Candle Hijau mewakili harga penutupan pada akhir periode waktu lebih tinggi dari harga pembukaan.

Candle Merah

Candle Merah  mewakili harga penutupan pada akhir periode waktu lebih rendah dari harga pembukaan.

Mari kita pahami ini dengan gambar di bawah ini:

Jenis Candlesticks

1. Badan Candle

Bagian yang terisi dari badan candle berwarna hijau/merah mewakili harga pembukaan dan harga penutupan. Dalam candle hijau, ujung atas badan candle adalah harga penutupan. Sedangkan pada candle merah, ujung bawah badan candle adalah harga penutupan.

Baca Juga :  10 Cara Investasi Crypto Jangka Panjang yang Aman dan Menguntungkan

2. Sumbu Candle

Ada bayangan atas dan bayangan bawah dalam candle yang mewakili sumbu candle. Ini mengacu pada kisaran harga di mana saham diperdagangkan selama periode waktu tertentu. Sumbu atas diwakili oleh bagian candle yang terletak di atas harga pembukaan. Sedangkan, sumbu bawah diwakili oleh bagian candle yang jatuh di bawah harga penutupan.

Pola Grafik Candlestick

Ada berbagai jenis pola yang dapat Anda lihat pada grafik candlestick. Pola candlestick menampilkan informasi harga di pasar, Pola tersebut dibagi menjadi 2 yaitu:

Pola Bullish

1. Hammer

Ketika ada tren penurunan saham, harga pembukaan dan penutupan sama satu sama lain atau celah kecil di antara keduanya. Untuk mewakili ini dengan baik, kami menggunakan pola grafik hammer. Pola ini juga disebut pola close-in pocket, karena menyerupai keluarnya kantong lama dengan uang yang tidak cukup untuk menutupi seluruh tagihan.

2. Inverted Hammer

Pola kandil Inverted Hammer sangat mirip dengan pola Hammer, tetapi merupakan pola kandil pembalikan. Ini berarti bahwa ketika suatu saham dalam tren naik, nilai pembukaan dan penutupan hampir sama satu sama lain karena penjual telah mendorong harga ke bawah.

3. Morning Star

Pola Morning star terbentuk ketika ada tren bullish di pasar. Pola ini dapat ditemukan baik di pasar bullish maupun bearish. Dalam grafik candlestick bullish, satu candle (hijau) diikuti oleh candle berwarna merah yang memiliki badan kecil dengan pola engulfing. Nilai penutupan candle merah harus antara 90 hingga 100 persen nilai tertutup dari candle hijau.

4. Doji

Doji adalah pola candlestick yang menunjukkan keragu-raguan dalam sebuah saham. Ini dapat terbentuk ketika harga pembukaan dan penutupan saham sama satu sama lain atau ada celah kecil di antara keduanya.

Baca Juga :  5 Aplikasi untuk Saham Online Aman dan Terpercaya di Indonesia

5. Piercing Pattern

Ketika ada tren naik di saham, harga pembukaan dan penutupan saham sama satu sama lain atau celah kecil di antara keduanya. Untuk mewakili ini dengan baik, kami menggunakan pola piercing. Pola ini juga dikenal sebagai Doji Star .

Pola Bearish

1. Evening Star

Candle evening star menunjukkan bahwa ada permintaan yang kuat untuk stok dan pasokan terpenuhi pada titik waktu sebelumnya di siang hari.

2. Shooting Star

Shooting Star mirip dengan Evening Star, dan terbentuk selama tren turun yang kuat. Ia memiliki bentuk pendek dengan sumbu atas yang panjang. Biasanya terlihat saat tren naik, yang menunjukkan bahwa tren akan jatuh seperti shooting star.

3. Hanging Man

Pola Hanging Man terbentuk ketika ada tren naik. Ini adalah candlestick pembalikan bearish yang memiliki sumbu bawah yang panjang. Artinya terjadi tren kenaikan harga saham dan kemudian berbalik arah. Sumbu bawah panjang candle menunjukkan bahwa penjual menekan harga saham dan sekarang pasar tidak dapat mendorong lebih jauh.

Ada lebih banyak pola candlestick, seperti Engulfing, Harami, Dark cloud cover, dll. Jadi, sekarang Anda memiliki gambaran dasar tentang grafik candlestick. Sekarang mari kita belajar cara membaca  grafik Candlestick.

Bagaimana Cara Membaca Grafik Candlestick

Sebelum melakukan perdagangan di treding saham , penting untuk menganalisis grafik candle karena grafik ini memberi Anda gambaran yang adil tentang bagaimana pergerakan saham dan ke mana arahnya. Jika Anda ingin menjadi trader yang sukses, maka Anda harus tahu cara membaca Grafik Candlestick.

Pilih Periode Waktu Tertentu

Pilih Periode Waktu Tertentu

Hal pertama yang harus Anda lakukan dalam cara membaca grafik candlestick adalah memilih periode waktu tertentu yang Anda cari. Memilih periode waktu tertentu sepenuhnya didasarkan pada jenis perdagangan yang Anda lakukan.

Tambahkan Indikator Moving Average

Indikator Moving Average

Setelah memilih periode waktu, hal selanjutnya yang harus Anda lakukan adalah menambahkan indikator moving average. indikator  moving average mengacu pada rata-rata saham selama periode waktu tertentu.

Baca Juga :  Ajaib Reksa Dana: Cara Investasi Aman & Untung Maksimal

Misalnya, jika Anda ingin membeli saham dengan moving average 100 hari, maka Anda harus memasukkan 100 di kotak moving average.

Ada banyak jenis moving average yang dapat digunakan dalam grafik candlestick. Namun, secara historis moving average sederhana 20 hari dan 50 hari telah cukup populer untuk banyak strategi trading. Mereka bekerja dengan baik untuk mengkonfirmasi tren harga saham dan membantu mengidentifikasi awal tren.

Memilih Jenis Saham

Memilih Jenis Saham

Sekarang Anda akan memiliki gagasan yang jelas tentang tren saham. Jika anda ingin membeli suatu saham maka anda harus melihat pada moving average yang seharusnya trend naik maka anda dapat melihat bagaimana harga saham pada moving average tersebut bergerak lebih tinggi. Demikian pula jika Anda ingin menjual saham maka Anda harus mencari sinyal yang berbeda seperti tren turun.

Tentukan Entry, Stoploss, Target, dan Quantity

Setelah Anda menentukan jangka waktu, moving average, dan saham yang ingin Anda beli, maka sekarang saatnya untuk menentukan entry harga. Anda harus membeli di atas candle hijau yang terlihat bullish dan Stoploss di bawah 2 candle terakhir rendah. Target harus bergantung pada periode waktu yang Anda perdagangkan. Anda harus menggunakan 10-15% dari total modal Anda.

Kesimpulan

Dengan grafik Candlestick, Anda dapat menemukan sinyal masuk dan keluar yang lebih baik dan menghasilkan uang di trading saham. Grafik candlestick memanfaatkan kekuatan analisis teknis dalam format sederhana untuk membantu Anda dengan cepat mengidentifikasi tren pasar dan peluang beli/jual. Kombinasi teknik grafik candlestick telah terbukti menjadi metode yang efektif untuk menganalisis data dan membuat keputusan perdagangan.

Informasi Penting: Semua konten atau artikel yang ada di situs web ini hanya untuk tujuan informasi. Konten atau artikel di situs web ini tidak boleh dianggap sebagai saran anda untuk berinvestasi.