3 Keuntungan Nabung di Reksadana

3 Keuntungan Nabung di Reksadana yang Harus Diketahui

Reksadana akhir-akhir ini banyak menjadi pilihan para investor dalam berinvestasi. Apa sih sebenarnya reksadana? Seberapa banyak Anda bisa meraih keuntungan dengan berinvestasi atau nabung di reksadana. Di artikel ini, kami akan ringkas mengenai reksadana. Tidak hanya dari sisi positifnya,  melainkan juga dari sisi negatifnya.

Apa itu Reksadana dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Apa itu Reksadana dan Cara Kerjanya

Secara definisi, reksadana adalah produk keuangan di mana kita dan investor lainnya mengumpulkan dana yang diserahkan ke pihak lain yaitu perusahaan yang menjadi manager investasi. Dana ini kemudian diinvestasikan ke berbagai instrumen keuangan lain, misalnya ke dalam saham, obligasi dan pasar uang.

Ada beberapa jenis reksadana yang ditawarkan, dan jenis inilah yang menentukan kemana uang Anda akan diinvestasikan. Di Indonesia saat ini, ada empat jenis reksadana yang ditawarkan. Berikut ini penjelasan singkat dari ke empat jenis reksadana yang tersedia di indonesia.

  • Reksadana Pasar Uang: Jenis reksadana ini, uang kita akan diinvestasikan ke dalam deposito dan sertifikat Bank Indonesia.
  • Reksadana Pendapatan Tetap: Untuk jenis yang satu ini, mayoritas uang kita akan dimasukkan ke obligasi atau surat utang.
  • Reksadana Saham: Reksadana jenis ini, uang kita 80% ke atas akan dibelikan saham.
  • Reksadana Campuran: Sesuai namanya, reksadana ini uang kita bisa masuk ke obligasi maupun saham dan juga deposito.

Keuntungan Nabung di Reksadana

Apa sih keuntungan nabung atau berinvestasi lewat Reksadana? Lalu bagaimana sisi positif dan sisi negatifnya? Mari kita mulai pembahasanya dari aspek keuntungannya atau sisi positifnya.

Baca Juga :  Bagaimana Cara Memulai Investasi di Real Estate?

1. Diurus oleh Manajer Investasi

Kebanyakan dari Anda mungin tidak paham apa itu istlah SBI, obligasi, atau bonds. Termasuk bagaimana cara untuk beli saham dan cara mengurusnya. Selain itu, parti Anda pun seringkali tidak punya waktu untuk mencari  tahu lebih banyak mengenai investasi.

Nah dengan berinvestasi di reksadana, Anda tidak perlu khawatir lagi tentang masalah di atas. Karena masalah-masalah teknis tersebut sudah ditangani oleh manajer investasi. Manajer investasi adalah seorang profesional keuangan yang ahli dan sudah berpengalaman.

Jadi, sederhananya dalam investasi ini kita tinggal titipkan uang  ke pihak manajer investasi. Merekalah yang akan berfikir bagaimana caranya untuk mengembangkan, dan meraih profit atau keuntungan nabung  di reksadana secara maksimal.

Oleh sebab itu, intinya kita bisa menitipkan uang kita ke orang yang mengerti soal berinvestasi dan sudah profesional di bidangnya. Hal tersebut dapat mengurangi risiko kerugian saat Anda ingin mulai berinvestasi.

2. Bisa Nabung Secara Bertahap

Dengan modal yang relatif kecil yaitu Rp 100.000 saja, Anda sudah bisa membeli reksadana. Modal ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan instrumen keuangan lain, misalnya deposito. Untuk bisa mendapat bunga deposito tinggi, kira-kira setara reksadana pasar uang, biasanya minimal kita harus memiliki deposito sekitar Rp 1 Miliar.

Tidak jauh berbeda dengan obligasi. Jika Anda membeli sendiri obligasi, umumnya harus membeli dalam kelipatan Rp 5 juta atau bahkan Rp 50 juta.  Untuk investasi di saham, Anda minimal harus punya 1 lot atau 100 lembar, dan harganya itu sangat tergantung pada harga sahamnya.

Bisa jadi satu lembar nya senilai Rp 50.000 dan umumnya broker pun mengharuskan minimal kita melakukan penempatan dana Rp 5.000.000 untuk bisa jual beli saham. Jadi, keuntungan nabung di reksadana yang kedua ini memudahkan Anda yang mempunyai modal minim atau belum cukup untuk memulai investasi sendiri.

Baca Juga :  5 Cara Pintar Investasi Emas untuk Pemula

3.  Likuid

Investasi reksadana ini bisa dijual kapan aja atau bersifat likuid. Berbeda jika dibandingkan dengan deposito, di mana kita harus menunggu jatuh tempo dulu baru bisa dicairkan.

Kerugian atau Risiko Nabung di Reksadana

Nah, setelah Anda mengetahui keuntungan nabung di Reksadana. Selanjutnya mari kita bahas apa saja risiko atau kerugian dari investasi reksadana ini.

1. Terdapat Biaya Bagi Hasil

Anda masih ingat, tadi yang mengurus uang kita adalah manajer investasi. Jadi tentu terdapat fee atau biaya untuk membayar manajer investasi. Biayanya bervariasi, biasanya akan ada fee dua kali dalam 1 transaksi.

Biaya yang pertama, ketika kita transaksi membeli reksadana umumnya sebesar 1% sampai 3%. Kemudian nanti juga ada biaya ketika kita akan menjualnya. Biasanya 0.5% sampai 1%. Jadi sebelum kita membayangkan keuntungan reksadana, jangan lupa untuk cek dan hitung dulu berapa biaya yang akan Anda keluarkan.

2. Kinerja dari Manajer Investasi

Hal ini juga bisa jadi sisi negatifnya, karena banyak juga saat di mana manajer investasi yang kita pilih tidak menghasilkan kinerja yang diinginkan. Misalnya kinerjanya kalah dibandingkan produk lain dari manajer investasi sebelah. Bahkan, bisa saja reksadana saham memiliki kinerja lebih buruk dari indeks saham.

Anda sudah mengeluarkan fee 2% tapi ternyata kinerjanya kalah dibandingkan dengan indeks. Jadi sebenarnya, jika kita mempunyai niatan untuk belajar saham atau instrumen keuangan dan kita memiliki waktu untuk memantau dan mengerjakanya, akan lebih baik jika kita berinvestasi sendiri tanpa melalui reksadana.

3. NAB yang Belum Pasti

Kekurangan dari investasi reksadana adalah NAB yang belum settle atau pasti pada saat transaksi. NAB adalah harga reksadana yang tertera di daftar reksadana atau di menu reksadana yang ada di bank. NAB transaksi dihitung per unit Reksadana.

Baca Juga :  Cara Bermain Trading yang Aman untuk Pemula dan Profesional

Nilai NAB dihitung dengan cara menjumlahkan total dana yang dikelola dibagi dengan total unit reksadana. NAB ini baru akan dihitung dan baru akan settle di akhir hari. Jadi, ketika Anda bertransaksi di siang hari, Anda tidak akan tahu sedang beli atau jual di harga berapa.

Hal ini semakin diperparah lagi jika Anda membeli reksadana di bank. Karena jika di bank, kita harus transaksi sebelum jam 12 siang untuk mendapat NAB di harga hari itu. Jadi, jika kita misalnya membeli di jam 3 sore, Anda akan mendapat NAB di hari selanjutnya.

Jadi, saat membeli reksadana saham tidak menutup kemungkinan terdapat perubahan harga yang signifikan di malam hari dan tidak sesuai dengan prediksi kita. Contohnya saja, saat kita prediksi beli di harga rendah, bisa aja nanti di siang hari harganya akan naik, dan ternyata kita membeli di harga yang meleset dengan prediksi kita.

Kesimpulan

Itulah beberapa keuntungan nabung di reksadana yang dapat Anda nikmati. Selain keuntungan yang Ada, reksadana juga memiliki beberapa kekurangan yang cukup memberatkan bagi para investor. Jadi, semua pilihan ada di tangan Anda. Kami disini hanya memberi informasi, kami tidak menganjurkan Anda untuk berinvestasi di sektor apapun.

Jika Anda ingin belajar lebih lanjut tentang reksadana, mungkin Anda tertarik dengan artikel tentang tips investasi reksadana yang sudah kami posting seblumnya. Semoga informasi di atas dapat bermanfaat untuk semua, jangan lupa bagikan ke teman atau orang terdekat Anda.